Benarkah Nabi Sulaiman Memiliki Kuda-Kuda Bersayap?
Alhamdulillah. Tidak ada dalam al-Quran atau Sunah yang menunjukkan bahwa Sulaiman ʿAlaihis Salām memiliki kuda bersayap. Yang ada hanya perkataan beberapa ulama yang disebutkan oleh para imam ahli tafsir dalam penafsiran firman Allah Subẖānahu wa Taʿālā (yang artinya), “Dan Kami Karuniakan kepada Dawud (anak bernama) Sulaiman; dia adalah sebaik-baik hamba dan dia sungguh sangat taat (kepada Allah). (Ingatlah) ketika pada suatu sore dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang cepat larinya.” (QS. Sad: 30-31)
At-Tabari — Semoga Allah Merahmatinya — berkata; Yunus mengatakan kepadaku; dia berkata; Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami; dia berkata bahwa Ibnu Zaid berkata, “Ṣāfināt adalah kuda. Kuda ini memiliki sayap. Adapun Jiyād adalah yang kencang larinya. Bentuk mufradnya adalah Jawād.” Disebutkan bahwa kuda-kuda tersebut berjumlah dua puluh yang semuanya bersayap.
حدثنا محمد بن بشار، قال: حدثنا مؤمل، قال: حدثنا سفيان، عن أبيه، عن إبراهيم التيمي، في قوله: ( إِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِالْعَشِيِّ الصَّافِنَاتُ الْجِيَادُ ) قال: كانت عشرين فرسا ذات أجنحة. ” انتهى من “تفسير الطبري” (20/ 82-83).
وقال ابن كثير رحمه الله تعالى:
” وقال ابن جرير: حدثنا محمد بن بشار، حدثنا مؤمل، حدثنا سفيان، عن أبيه سعيد بن مسروق، عن إبراهيم التيمي في قوله: (إِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِالْعَشِيِّ الصَّافِنَاتُ الْجِيَادُ) قال: كانت عشرين فرسا ذات أجنحة. كذا رواه ابن جرير.
Muhammad bin Basyar mengabarkan kepada kami, dia berkata; Muammal mengabarkan kepada kami, dia berkata; Sufyan mengabarkan kepada kami dari ayahnya dari Ibrahim at-Taimi tentang penafsiran firman Allah Subẖānahu wa Taʿālā (yang artinya), “(Ingatlah) ketika pada suatu sore dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang cepat larinya.” (QS. Sad: 31)
Maksudnya adalah dua puluh kuda-kuda yang bersayap. Selesai kutipan dari Tafsir at-Tabari, 20/82-83)
Ibnu Katsir —Semoga Allah Merahmatinya— berkata bahwa Ibnu Jarir mengatakan; Muhammad bin Basyar mengabarkan kepada kami, dia berkata; Muammal mengabarkan kepada kami, dia berkata; Sufyan mengabarkan kepada kami dari ayahnya, Said bin Masruq, dari Ibrahim at-Taimi tentang penafsiran firman Allah Subẖānahu wa Taʿālā (yang artinya), “(Ingatlah) ketika pada suatu sore dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang cepat larinya.” (QS. Sad: 31)
Dia mengatakan bahwa maksudnya adalah dua puluh kuda-kuda yang bersayap. Demikian Ibnu Jarir meriwayatkan.
وقال ابن أبي حاتم: حدثنا أبو زرعة، حدثنا إبراهيم بن موسى، حدثنا ابن أبي زائدة، أخبرني إسرائيل، عن سعيد بن مسروق، عن إبراهيم التيمي، قال: كانت الخيل التي شغلت سليمان، عليه الصلاة والسلام عشرين ألف فرس، فعقرها وهذا أشبه. والله أعلم.
– وروى – أبو داود: عن عائشة رضي الله عنها قالت: ” قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ، أَوْ خَيْبَرَ وَفِي سَهْوَتِهَا سِتْرٌ، فَهَبَّتْ رِيحٌ فَكَشَفَتْ نَاحِيَةَ السِّتْرِ عَنْ بَنَاتٍ لِعَائِشَةَ لُعَبٍ، فَقَالَ: (مَا هَذَا يَا عَائِشَةُ؟) قَالَتْ: بَنَاتِي، وَرَأَى بَيْنَهُنَّ فَرَسًا لَهُ جَنَاحَانِ مِنْ رِقَاعٍ، فَقَالَ: (مَا هَذَا الَّذِي أَرَى وَسْطَهُنَّ؟) قَالَتْ: فَرَسٌ، قَالَ: (وَمَا هَذَا الَّذِي عَلَيْهِ؟) قَالَتْ: جَنَاحَانِ، قَالَ: (فَرَسٌ لَهُ جَنَاحَانِ؟) قَالَتْ: أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلًا لَهَا أَجْنِحَةٌ؟ قَالَتْ: فَضَحِكَ حَتَّى رَأَيْتُ نَوَاجِذَهُ ” انتهى من”تفسير ابن كثير” (7 / 64 — 65).
Ibnu Abi Hatim berkata; Abu Zur’ah mengabarkan kepada kami; Ibrahim bin Musa mengabarkan kepada kami; Ibnu Abu Zaidah mengabarkan kepada kami; Israil mengabarkan kepadaku dari Said bin Masruq dari Ibrahim at-Taimi yang mengatakan bahwa kuda-kuda yang membuat Sulaiman ʿAlaihis Salām sibuk berjumlah dua puluh ribu kuda, lantas beliau menyembelihnya. Ini yang lebih tepat. Allah Yang lebih Mengetahui.
Abu Daud meriwayatkan bahwa Aisyah —Semoga Allah Meridainya— berkata, “Suatu hari, Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam pulang dari perang Tabuk atau perang Khaibar, sementara di kamar Aisyah ada kain penutup. Ketika angin bertiup, tersingkaplah boneka-boneka mainan Aisyah, lalu Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bertanya,
‘Apa ini wahai Aisyah?’
Dia pun menjawab, ‘Boneka-boneka milikku.’
Beliau melihat di antara boneka mainan itu ada boneka kuda yang punya dua sayap.
Lantas beliau pun bertanya kepada Aisyah, ‘Yang aku lihat di tengah-tengah itu apa?’
Aisyah menjawab, ‘Boneka kuda.’
Beliau bertanya lagi, ‘Apa itu yang ada pada bagian atasnya?’
Aisyah menjawab, ‘Kedua sayapnya.’
Beliau menimpali, ‘Kuda punya dua sayap?’ Aisyah menjawab, ’Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang memiliki sayap?’
Beliau pun tertawa hingga aku melihat gigi beliau.” (HR. Abu Dawud no. 4934, dan dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Ṣaḥiẖ Abī Dāwūd).
Selesai kutipan dari Tafsir Ibnu Katsir, 7/64-65)
وقول عائشة رضي الله عنها: ” أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلًا لَهَا أَجْنِحَةٌ؟”.
يدل على أنها لم تسمع عن هذه الخيل من النبي صلى الله عليه وسلم، وأيضا بدليل تعجبه صلى الله عليه وسلم من ذلك حيث قال: ( فَرَسٌ لَهُ جَنَاحَانِ؟).
فالظاهر أن هذا من الأخبار التي سمعها أهل المدينة من أهل الكتاب من اليهود.
ولعل النبي صلى الله عليه وسلم سكت عن موافقتها وعن الإنكار عليها؛ بسبب عدم ورود وحي في ذلك، وما يخبر به أهل الكتاب من أخبار الأنبياء السابقين – التي لم يأت فيها وحي للنبي صلى الله عليه وسلم – فإنهم لا يصدَّقون ولا يكذَّبون فيها.
Aisyah —Semoga Allah Meridainya— mengatakan, “Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang memiliki sayap?” Hal ini menunjukkan bahwa dia —Semoga Allah Meridainya— tidak mendengar tentang kuda-kuda ini dari Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam. Ini juga menunjukkan bahwa Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam terheran-heran dengan mengatakan, “Kuda punya dua sayap?” Tampaknya ini berasal dari cerita yang dia dengar dari orang-orang Ahli Kitab Yahudi di kota Madinah.
Barangkali Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam diam tidak mengiyakan atau mengingkarinya karena tidak adanya wahyu tentang ini.
Adapun cerita-cerita yang dikatakan orang-orang Ahli Kitab tentang kabar-kabar para nabi terdahulu, yang tidak diwahyukan kepada Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam, maka tidak boleh dibenarkan maupun diingkari.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : ” كَانَ أَهْلُ الكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالعِبْرَانِيَّةِ، وَيُفَسِّرُونَهَا بِالعَرَبِيَّةِ لِأَهْلِ الإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (لا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الكِتَابِ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ، وَقُولُوا: ( آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا ) الآيَةَ) رواه البخاري (4485).
وعن ابْنُ أَبِي نَمْلَةَ الْأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (مَا حَدَّثَكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَلَا تُصَدِّقُوهُمْ، وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ، وَقُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ، فَإِنْ كَانَ بَاطِلًا لَمْ تُصَدِّقُوهُ، وَإِنْ كَانَ حَقًّا لَمْ تُكَذِّبُوهُ) رواه أبوداود (3644)، وصححه الألباني في “سلسلة الأحاديث الصحيحة” (6/712).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah —Semoga Allah Meridainya—, dia berkata bahwa dahulu orang-orang Ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menjelaskannya kepada orang-orang Islam dengan bahasa Arab.
Lantas Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bersabda, “Jangan kalian mempercayai Ahli kitab dan jangan pula mendustakan mereka, katakan saja: ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, ….’ (QS. Al-Baqarah: 136)” (HR. Bukhari, no. 4485)
Diriwayatkan dari Ibnu Abi Namlah al-Anshari dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bersabda, “Jika ada Ahli Kitab yang menceritakan kepada kalian, janganlah kalian benarkan mereka dan jangan pula mendustakan mereka. Katakan saja, ‘Kami beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya,’ sehingga jika memang itu benar, maka kalian tidak mendustakannya dan jika memang itu batil, maka kalian tidak membenarkannya.” (HR. Abu Daud no. 3644, dan dinilai sahih oleh al-Albani dalam Silsilah al-Āẖādīts aṣ-Ṣaẖīẖah (6/712).
قال ابن رسلان رحمه الله تعالى:
” ( قالت: أما سمعت أن ) أي: أنه كان ( لسليمان ) بن داود عليهما السلام ( خيلا لها أجنحة؟ ) تطير بها، فأما في الدنيا فلا أدري…
(قالت: فضحك) رسول اللَّه -صلى اللَّه عليه وسلم- (حتى رأيت نواجذه) النواجذ من الأسنان الضواحك، وهي التي تبدو عند الضحك…
وسبب تبسّمه، واللَّه أعلم، ملاطفة عائشة دون أن يقال: إن إقراره دليل وقوعه. لا سيما مع استبشاره بالضحك، إلا أن يبين ذلك. أو يقال: سكت عليه لأنه لم يوحَ إليه بإثبات ولا نفي ” انتهى من “شرح سنن أبي داود” (19/ 13—15).
تنبيه: قوله “تبسمه”: ثبت في الكتاب “تسميته”: وهو تحريف، والصواب ما أثبتناه.
فالحاصل؛ أنه لم يرد نص ثابت من الوحي بأنه كانت لسليمان عليه السلام خيل ذات أجنحة.
والله أعلم.
Ibnu Ruslan —Semoga Allah Merahmatinya— mengatakan:
Aisyah mengatakan, “Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa …” maksudnya bahwa dahulu Sulaiman bin Dawud ʿAlaihis Salām memiliki kuda bersayap yang bisa terbang? Adapun di dunia ini, aku juga tidak tahu. Aisyah —Semoga Allah Meridainya— berkata, “Beliau pun tertawa …” yakni Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam “… hingga aku melihat geraham beliau.” An-Nawājidz termasuk gigi Ḏawāẖik, yakni gigi yang kelihatan ketika tertawa.
Adapun alasan beliau tertawa—Allah Yang lebih Mengetahui—adalah menjaga keakraban dengan Aisyah. Tidak bisa dikatakan bahwa diamnya beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam adalah dalil kebenarannya, apalagi disertai dengan tawa, kecuali jika beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam memang menjelaskannya. Bisa juga dikatakan bahwa diamnya beliau perihal itu karena belum diwahyukan kepada beliau tentang benar dan tidaknya hal itu. Selesai kutipan dari kitab Syarah Sunan Abi Dawud (19/13-15).
Perhatian: perkataan penulis “tabassumuhu” tertulis dalam kitab “tasmiyatuhu”, ini keliru, yang benar adalah apa yang telah kami tuliskan.
Kesimpulannya, tidak ada dalil sahih dari wahyu Allah yang menyatakan bahwa Sulaiman ʿAlaihis Salām memiliki kuda bersayap. Allah Yang lebih Mengetahui.
Sumber :
https://islamqa.info/ar/answers/426563/هل-كانت-خيل-سليمان-عليه-السلام-لها-اجنحة
Referensi :
https://konsultasisyariah.com/42538-benarkah-nabi-sulaiman-memiliki-kuda-kuda-bersayap.html